Thursday, 4 August 2016

DAYAT JUNIOR SANG PENDEKAR

     Di sebuah Desa terpencil yang cukup jauh dari keramaian kota, tumbuh membesar seorang anak kecil yg cukup cerdas. Sebut saja namanya "DAYAT JUNIOR".
Dari kecil dia sudah disuguhi tontonan berupa film film aksi. Sebut saja film Singgasana Brama kumbara, Tutur Tinular, Misteri Gunung Merapi, dan lain lain, semua itu sdh hafal diluar kepala.
Begitu pula dg film2 Barry prima, advent bangun dan seangkatannya, itu semua juga sudah pernah dia tonton. Bahkan bukan film lokal saja, namun film2 aksi hongkong juga jadi kegemarannya, mulai dari film2 bruce lee, jet li, andy lau, Chow yun fat, hingga film bo bo ho merupakan film kegemaran ya.
    
     Bicara tentang film2 kegemaran Dayat Junior memang tidak akan ada habisnya, karna film apapun itu jika berunsur aksi pasti akan ditontonnya. Maka tak heranlah jika film2 kartun dan animasi seperti Dragon ballz, power rangers, satria baja hitam, G-force, juga menjadi film kegemarannya.
Dayat tumbuh membesar dengan tontonan sebegini sejak bangku SD hingga MA ( seangkatan SMA).

     Akan tetapi satu hal yang paling tidak disenangi Dayat junior sewaktu dia menduduki Bangku SD adalah pelajaran "Sejarah".
Kenapa..? Karna Dayat perlu menghafal nama2 tokoh2 pahlawan seperti Pangeran Diponegoro, Sultan Hasanuddin, Pattimura dan sebagainya, karna bagi Dayat Junior nama2 itu bukanlah nama yang mudah utk dihafal, apalagi kalo harus menghafal asal muasal serta perjuangan tokoh2 pahlawan tersebut. Tidak semudah menghafal tokoh2 seperti Brama Kumpbara, Prabu Siliwangi serta Arya Kamandanu. Itulah kenyataan yg tidak dapat Dayat Junior pungkiri.

     Akan tetapi.. sekolah merupakan tempat kegemaran Dayat Junior, suka atau tidak suka dengan pelajaran sejarah dia pasti akan tetap masuk sekolah, bahkan buku absensinya tidak sekalipun terdapat "tanda merah". Jika saja waktu itu ada penganugrahan trofi pelajar paling aktif, pasti Dayat Junior peraihnya.

"Dayat... coba sebutkan apa cita2mu..?"
Tiba2 sebuah pertanyaan dari ibu IS, sang guru sejarah mengarah  kepadanya.

Dayat Kaget..!! Harus menjawab apa..?? Sementara dari awal dia sama sekali tdk memperhatikan apa yg di terangkan oleh guru Sejarah nya itu.

Dayat junior tampak berfikir, namun tak kunjung jua jawaban muncul dalam fikiran nya.
Ibu IS menghampiri tempat duduk Dayat Junior sementara Dayat junior makin gementar tak karuan.

"Dayat... kalo kamu sudah besar nanti.. kamu ingin menjadi apa.??" Tanya gurunya lembut memperjelas pertanyaan pertamanya.

"Mau jadi pendekar buk..." jawab Dayat junior sekenanya.
Spontan saja jawaban itu mengundang tawa temen2 sekelasnya. Seketika ruangan kelas 5 SD itu menjadi riuh. Ada yang mengejeknya dan sebagainya.

     Ibu IS kembali kedepan kelas sambil tersenyum, kemudian melontarkan pertanyaan susulan.
"Kenapa kamu ingin jadi pendekar..?"
"Mungkin dia mau membunuh Mak lampir atau Raksasa" jawab AJIB, murid paling bandel dan sok jagoan di kelas Dayat Junior.

     Suasana ruangan kelas 5 kembali riuh. Ada yang bersiul, ada yg terbahak bahak hingga keluar air mata saking lucunya, ada juga yang mengetuk ngetuk meja.

Wajah Dayat Junior mendadak memerah. Ada perasaan malu yang teramat sangat karna sudah jadi bahan ledekan seisi kelas.
Dia bangkit dari tempat duduknya, lalu bersuara

"Buk.. memangnya jadi pendekar bukan cita cita ya..?" Tanyanya polos.

Suasana kelas sejenak menjadi hening. Bu IS lalu menjelaskan
"Cita cita itu bisa jadi apa saja.. Bisa jadi guru, polisi, dokter, dan apa saja yang kita inginkan.. termasuk jadi pendekar itu juga cita cita.
Raihlah apa saja yang kamu inginkan, tentu saja dengan belajar bersungguh sungguh. Dan kamu.. perlu mencari guru silat untuk jadi pendekar"

"Uuuùuuu.." sorak seisi kelas serentak.

"Mempelajari sejarah itu sangat penting, lebih penting dari film2 pendekar yang pernah kalian tonton. Kalian perlu mengenal tokoh2 pahlawan kita yang telah berjuang melawan penjajah hingga titis darah penghabisan. Karna tanpa mereka, kita mungkin tidak akan pernah merasakan kebebasan seperti yang kita kecapi hari ini" jelas bu Is panjang lebar.
"Mengerti anak anak..?" Tanya bu Is kemudian

Seisi kelas menjawab serentak.
"Mengerti buuukkk.."
Entah benneran mengerti atau hanya menjawab saja. Dan bagi Dayat junior.. dia hanya menjawab tanpa mengerti apa makna kebebasan yang di jelaskan oleh guru sejarahnya itu. Dayat junior terlalu muda untuk memahami apa makna dari kemerdekaan.

     Bell sekolah berbunyi cukup panjang, tanda waktu pelajaran sudah tamat. Ibu Is memimpin doa sebelum murid murid melangkah meninggalkan sekolah.

     Dan dengan seiringnya waktu yang terus berlalu, kini Dayat Junior sudah tumbuh dewasa dan sedikit demi sedikit sudah memahami apa makna dari KEMERDEKAAN itu.

Akulah DAYAT JUNIOR itu

DIRGAHAYU INDONESIAKU..
SALAM MERDEKA

                MAX DIKAYATT
                 Kuala Lumpur, 4 Agustus 2016

1 comment: